psikologi

Selasa, 19 Mei 2009

kompeteisi Kerja (buat Nurita)

Kompetisi kerja Ibu bekerja

em@il: teman_freud@yahoo.co.id
Oleh: Puguh Sibarane, S. Psi

1. Pengertian kompetisi kerja
Menurut Lindgren (1973: 3680 kompetisi menyangkut tujuan persaingan, dimana dalam kompetisi mencoba mendapatkan bagian yang lebih besar untuk penghargaan yang tersedia dari anggota-anggota lain dalam kelompok.
Jersild (1978: 203 menyatakan bahwa kompetisi merupakan suatu perbuatan atau pertandingan dimana individu mencoba untuk menyaingi atau melebihi yang lain atau untuk mendapatkan obyek, pengakuan, gensi, hasil kerja atau kehormatan serta prestasi dari orang lain. Pendapat Jersild tersebut didukung oleh Kamus Besar Indonesia Kontemporer (1991: 1304) yang menyatakan kompetisi kerja atau yang lazin dikenal persaingan adalah usaha perseorangan atau badan usaha untuk memeperlihatkan keunggulan. Sears (1994: 119) mengatakan tipe pesaing (competitor) berorientasi pada pengamatan hasil sendiri agar lebih banyak daripada hasil rekan kerja.
Persaingan atau kompetisi dalam Kamus Besar Indonesia (1983: 18260 diartikan sebagai berlomba, berusaha menyamai atau mendahului. Pernyatan tersebut didukung bahwa kompetisi kerja adalah suatu bentuk perubahan social dalam individu berusaha menempatkan kepentingan secara penuh, seringkali juga mengorbankan kepentingan orang lain. Menurut Sacks dan Krupt 91988) kompetisi adalah usaha untuk melampau atau melebihi orang lain. Sedangakan menurut Hendropuspito (1989) persaingan atau kompetisi adalah suatuperasaan sama, dimana beberapa orang atau kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama dengan cara yang lebih cepat dengan mutu yang lebih tinggi.
Poerwadarminta (1995:76) mengatakankompetisi kerja sebgai usaha untuk memperlihatkan oleh peorangan dalam hal ini adalah antar karyawan untuk dapat diakui oleh lingkungan. Pendapat ini selaras dengan yang dikemukakan O’sears (191: 119) yang menyatakan kompetisi sebagai pemaksimal hasil kerja agar lebih baik dari rekan kerja

Dari berbagai pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kompetisi adalah suatu perbuatan atau pertandingan yang dilakukan dengan usaha keras berkaitan dengan tujuan perorangan, dimana individu berusaha untuk menyamai atau melebihi orang lain untuk memperliahatkan keunggulan sehingga mendapat obyek, pengakuan, gensi, dan kehormatan dari orang lain.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991: 721) dikatakan pengertian kerja ialah kegiatan yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencahariaan. Menurut Drever (1996: 523) memberikan definisi kerja adalah aktifitas serius yang dilakukan oleh individu untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup,selain itu individu juga akan memperoleh status social dengan bekerja. Gilman ( dalam As’ad, 1981) berpendapat bahwa kekerja itu merupakan proses fisik maupun mental manusia dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian kerja diatas, maka dapat dketahuai arti kerja adalah aktivitas serius yang dilakukan oleh seseorang individu yang melibatkan fungsi fisik maupunmental dalam rangka mencari nafkah serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, memenuhi tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan dipenuhi serta untuk memperoleh tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan dipenuhi serta untuk memperoleh status sosialnya dala masyarakat. Bekerja akan membawa individu pada suatu keadaan yang lebih baik atau memuaskan.
Menurut Horner (dikutip Zuckermann dan Wheeler, 1975: 934) berpendapar bahwa situasi persaingan adalah situasi yang menggambarkan individu melakukan suatu tugas secara bersama-sama dan hasil akhir yang dicapai digunakan sebgai standar keunggulan. Selanjutnya Horner (1978: 50-61) mengatakan bahwa ketakutan aan sukses lebih kuat dalam situasi yang kompetitif atau penuh persaingan.
Tugas yang bersifat kompetitif dan agresif membuat wanita merasa tidak nyaman untuk melakukan perilaku yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang terkesan tidak feminism dan dapat menyebabkan penolakan social. Persaingan dengan pria nampak menimbulkan konflik menurut wanita, sehingga hal tersebut dapat menurunkan penampilan kerjanya (Karabenick & Marshall, 2004: 220). Dikatakan oleh Dowling (1995: 100) bahwa kompetisi cenderunga terasa lebih sukar bagi wanita daripada pria. Martina Horner dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa wanita muda yang mampu kerap menhalangi diri sendiri untuk mencari keberasilan. Dalam situasi persaingan antar jenis wanita-wanita tersebut memperlihatkanhasil yang lebih buruk dan banyak diantara wanita yang berhasil kemudian mencoba menurunkan prestasi. Sejumlah wanita lainnya, menarik diri dari apa saja yang berbau persaingan (Dowling, 1995: 147).
Berpedoman pada pengertian kompetisi dan persaingan kerja yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan kompetisi kerja yang dimaksudkan dala penelitian ini adalah suatu situasi yang menggambarkan aktivitas serius yang berada di lingkunagn kerja ibuyang bekerja dan dialaminya serta melibatkan fungsi fisik maupun mental dalam rangka mencari nafkah dan berkaitan dengan tujuan perorangan, dimana individu berusaha untuk menyamai atau melebihi orang lain untuk memperlihatkan keunggulan sehingga mendapatkan obyek, pengakuan, gengsi, kehormatan dari orang lain serta mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Situasi kompetisi kerja dalam penelitian ini bersifat perceptual dan subyektif diukur berdasarkan pandangan ibu bekerja, madsudnya adalah berbeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya tergantung pada persepsi masing-masing. Jika seorang ibu berkerja mempersepsikan situasi kompetisi kerja sebagai suatu situasi yang positif maka akan merasa puas dalam bekerja dalam bekerja dan akan bekerja dengan semaksimal mungkin demikian sebaliknya, seorang ibu bekerja yang mempersepsikan kompetisi secara negative maka akan merasa cemas sehingga membuat sulit berkonsentrasi dalam bekerja, merasa frustrasi dan cenderung menarik diri dari situasi kompetisi.



2. Aspek-aspek situasi kompetisi kerja

Menurut Handoko (1992: 68) situais persaingan dapat diciptakan dimanapun orang berada. Persaingan dapat diadakan dengan diri sendiri ataupun dengan orang lain, maka yang termasuk aspek-aspek kompetisi kerja adalah:
a. Persaingan terhadap diri sendiri, sesorang akan berusaha lebih keras agar hasil pekerjaannya memuaskan
b. Persaingan dengan orang lain, individu cenderung ingin lebih daripada orang lain dan untuk menaklukan orang lain.
Menurut Anjarsari (2002: 261) aspek-aspek kompetisi kerja adalah sebagai berikut:
a. Menyamai dengan cara membandingkan prestasi yang telah dicapai oleh orang lain.
b. Mengungguli atau melebihi prestasi orang lain.
c. Mendahulukan kepentingan diri sendiri atau mengutamakan kepentingan diri sendiri.
Dalam penelitian ini peneliti lebih mengacu pada aspek-aspek kompetisi kerja yang dikemukakan oleh Anjarsari (2002: 26) yaitu adanya situasi menyamai dengan cara membandingkan prestasi yang telah dicapai oleh orang lain, adanya situasi dimana individu untuk mengungguli atau melebihi prestasi orang lain, dan ada keadan dimana setiap orang berusaha untuk mendahulukan kepentingan diri sendiri atau mengutamakan kepentingan diri sendiri.




DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari, P. 2002. Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Peran Terhadap Kompetisi Pada SMU Krista Mitra Semarng. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas psikologi Universitas Katholik Soegiapranata

As’ad, M. 1981. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty

Dowling, C Olette. 1992. Tantangan Wanita Modern. Alih Bahasa: Soekamti. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Handoko, M. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius

Horner, M.S. 1978. The Measurement And Behavior Implication of Success And Women. New York: John Wiley and Sons

Jersild, A.T. 1978. The Psychology of Adolescence. New York: The Me. Mink co

Lindgren, Hc. 1973. An Introduction To Social Psychology. Second Edition. America: John Wiley Sons
Sears, D.U, Fredman, J.L, Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial. Alih Bahasa: Adiryanto. Jakarta: Erlangga